Selasa, 08 Agustus 2017

CONTOH PTK IPA KELAS V SD METODE DISKUSI

CONTOH PTK IPA KELAS V SD METODE DISKUSI-Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif untuk menyusun ptk ipa. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa saat membuat contoh ptk ipa, siswa dengan siswa kelas V SD, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Metode diskusi digunakan dalam menyusun ptk. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas contoh PTK mata pelajaran IPA lengkap.

Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Metode penelitian ptk  menggunakan metode diskusi Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama Download ptk bentuk doc, sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama.

PTK dibuat untuk meningkatkan nilai belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas ipa. Bagi siswa kelas V SD Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan pengalaman guru contoh ptk ipa SD digunakan sebagai pembanding karya tulis ilmiah

Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, judul-judul ptk ipa sd kelas I, II, III, ditemukan bahwa siswa Sekolah Dasar Negeri dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah.

Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian ptk ipa sd semester ganjil. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.

Sumber data dikumpulkan dari siswa, guru dan dokumen yang terlibat dalam penelitian. Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:, hasil observasi terhadap pelaksana proses pembelajaran, hasil wawancara dan hasil belajar. pada pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode diskusi dengan percobaan menggunakan pembagian kelompok dengan STAD (Student Team Achievement Divicion) dapat meningkatkan Interaksi pembelajaran siswa dalam pembelajaran materi IPA hal ini dapat dilihat dari perstasi siswa baik secara pribadi maupun secara kelompok, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat ketuntasan semakin meningkat diimbangi dengan meningkatnya rata-rata kelas. .

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel bahasa indonesia yang diberi judul  “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Ipa menggunakan metode percobaan dan pengelompokan diskusi dengan STAD (Student Team Achievement Divicion) di kelas V SD”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK IPA Kelas V SD lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 007 SD).

CONTOH PTK IPA PDF DOWNLOAD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 

UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa ; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mempersiapkan generasi di masa depan, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan 
kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. 

UU No. 20 tahun 2003 mengindikasikan bahwa tugas  yang diemban seorang pendidikan semakin berat, karena guru harus engembangkan potensi dirinya disisi lain harus memberikan pendidikan pada siswanya dan masih ditambah tugas administrasi lainnya. Jika seorang seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi peserta didik, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas. 

Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif). Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006 : 19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. 

Contoh PTK IPA kurikulum KTSP

Pada Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro sejak peneliti mengajar, dalam pembelajaran IPA, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan.

Dengan realitas yang demikian, peneliti berusaha untuk mencarikan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa yaitu model pembelajaran demontrasi dengan pembagian kelompok secara STAD (Student Team Achievement Divicion). Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman.

Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro dalam pembelajaran IPA khususnya materi pola wilayah negara maju dan berkembang sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.
Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester genap kelas tahun pelajaran 2007/2008

PTK SD Mapel Ilmu Pengetahuan Alam

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPA. Guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran IPA  yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas.  

Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Dari keberagaman pribadi yang dimiliki oleh siswa tersebut, kita sebagai guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab kita di kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat tercapai. 

Dari hasil penelitian dan pengalaman mengajar siswa untuk mata pelajaran IPA  di Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro, dimana kami telah menggunakan Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dengan mempergunakan lembar tugas siswa kreatif, disini terlihat keaktifan siswa tapi belum semua siswa berani mengemukakan pendapat atau bertanya,  dari hasil pengamatan kami dalam proses pembelajaran ini disebabkan karena tingkat berpikir siswa yang berbeda-beda, ada yang lambat dan ada yang cepat, sehingga dalam proses pembelajaran masih didominan oleh siswa yang pintar.
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menciptakan manusia yang cerdas dan maju perlu diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru. Kunci keberhasilan pelaksanaan sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran. Namun semua juga tidak terlepas dari kemampuan siswa dari proses pembelajaran berlangsung, dari proses belajar mengajar ini harus kerja sama antara guru dengan murid ini akan menghasilkan hasil yang maksimal dengan meminimalkan kendala yang ada dengan memaksimalkan keunggulan dari keduanya. 

A. Identifikasi Masalah 
Selama pembelajaran berlangsung siswa kelihatan tidak sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran, kelihatannya diam tetapi diberi pertanyaan sering salah, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan alat peraga yang sesuai dan menarik perhatian siswa.

Pada umumya siswa sekolah dasar kurang berminat terhadap mata pelajaran IPA karena dianggap sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan, akibatnya materi yang sebenarnya mudah menjadi sulit untuk anak seperti materi tentang Negara maju dan berkembang. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi kendala – kendala yang ada di lapangan dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar IPA  masih masuk dalam kategori rendah. Adapun kendala – kendala atau masalah yang dimaksud dapat diidentifikasi sebagai berikut : 
1. Siswa mempunyai anggapan bahwa IPA  merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. 
2. Siswa tidak berani bertanya dan cenderung pasif. 
3. Motivasi belajar siswa rendah sehingga tidak ada kompetisi antar siswa karena kurang adanya pengakuan bagi siswa yang berprestasi.
4. Guru mendominasi pelajaran 
5. Guru tidak menggunakan metode dan alat peraga yang sesuai.
Berangkat dari masalah – masalah yang sangat mengganggu dan menghambat siswa yang bersangkutan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan terhadap mata pelajaran IPA   pada diri siswa.  

B. Perumusan masalah 
Dari identifikasi masalah, diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa kurang menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. maka dapat dikemukakan analisis pemasalahan sebagai berikut : 
1. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi 
2. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang bisa menginterprestasikan kemampuannya.
3. Guru sangat dominan sehingga keberhasilan siswa pada saat belajar sangat tergantung kemampuan guru dalam memberikan materi pelajaran. 
4. Urutan konsep pembelajaran yang masih kurang tepat.
5. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung. 

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang menjadi fokus perbaikan maka dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah melalui metode demonstrasi dan diskusi kelompok dengan metode STAD (Student Team Achievement Divicion) dapat meningkatkan prestasi belajar Mata Pelajaran IPA  pada Siswa Kelas V Semester Genap Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisoro Tahun Pelajaran 2007/2008“

C. Tujuan Penelitian 
Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk : 
1. Mendapatkan cara yang lebih efektif dalam membelajarkan IPA   pada materi mengambar bentuk 
2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA   khususnya dalam materi Negara maju dan berkembang bentuk melalui penugasan siswa dan penerapan metode demonstrasi. 
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA   
4. Membangkitkan minat siswa untuk menyukai mata pelajaran IPA   

C. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan penilitian ini bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Memberikan suasana pembelajaran yang menggairahkan
b. Memupuk pribadi siswa aktif dan kreatif
c. Memupuk tanggung jawab individu maupun kelompok
2. Bagi Guru
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
b. Melatih guru agar lebih jeli dalam memperhatikan kesulitan belajar siswa
3. Bagi Sekolah
Melahirkan siswa-siswa yang aktif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan di lingkungannya.

PTK IPA SD LENGKAP DOCUMENT

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 

D. Metode Pembelajaran Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi 
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. 

Adapun tujuan dan fungsi dari metode demonstrasi ini adalah :
a. Dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan kita akan dapat menghindari diri dari situasi pengajaran yang verbalistis. Dengan demonstrasi akan memberikan kesan yang baik, mendalam dan gambaran yang lebih jelas dari pada kita menyajiakanhanya dengan uraian kata-kata saja.
b. Dengan menggunakan metode demonstrasi kita memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati sendiri langkah – langkah yang harus dilakukan dalam melakukan sesuatru proses atau sesuatu ketrampilan.
c. Demonstrasi akan menimbulkan hasil yang lebih kuat karena di sini sudah ada unsur penggabungan antara metode ceramah, diskusi dan eksperimen yang lebih efisien karena dilakukan sendiri pembuktiannya oleh guru.
Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi.
a. Memikirkan dan menentukan program demonstrasi yang akan disajkan. Pahami program tersebut sematang mungkin dan coba dahulu sebelum disampaikan kepada siswa.
b. Sampaikan dahulu dengan sejelas mungkin pokok-pokok kegiatan dalam demonstrasi yang akan dilukukan dan apa tujuan dari demonstrasi tersebut dengacara yang menarik hingga timbul keinginan untuk mengetahui dari seluruh siswa yang melihatnya.
c. Siapkan segala peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan demonstrasi dengan seteliti mungkin. Gangguan dari ketidaksiapan peralatan akan mengganggu konsentrasi siswa dan akan melenyapkan minat mereka.
d. Lakukanlah demonstrasi dengan kecepatan yang memungkinkan utuk diikuti oleh daya tangkap dan daya ingat siswa kita.
e. Adakanlah diskusi pendek dengan siswa sebagai langkah untuk mengakhiri demonstrasi dengan tujuan mengevaluasi hasil demonstrasi, apakah cukup dimengerti atau tidak oleh siswa

E. Pembelajaran Cooperatif Model STAD (Student Team Achievement Divicion)
STAD atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan Pembagian Prestasi Kelompok Siswa merupakan salah satu model dari Cooperatif Learning (CL). Yang diciptakan oleh Robert E. Sulevin dan koleganya dari Universitas John Hopkins Amerika Serikat. 
STAD terbentuk dari lima komponen, yaitu : 
F. Presentasi klas (class presentations)
G. Tim Belajar (teams)
H. Tes-tes (quizzes)
I. Skor Peningkatan & Individu (Individual Development Score)
Komponen-komponen diatas diterangkan sebagai berikut : 
J. Presentasi Kelas
Materi dalam STAD pada awalnya diperkenalkan dalam presentasi kelas. Presentasi inisering berupa pengajaran langsung atau diskusi-diskusi, ceramah yang dipimpin oleh seorang guru atau presentai melalui penggunaan buku teks, audio visual. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran yang bisa anya, dimana dalam presentasi tersebut  harus betul-betul terfokus pada unit STAD. 
K. Kelompok Belajar 
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen artinya anggota kelompok terdiri dari prestasi akademik beragam, jenis kelamin, ras atau kesukuan. 
Fungsi dari kelompok adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk menghadapi tes dengan sangat baik. Tiap-tiap kelompok terdiri dari empat atau lima orang siswa dan tiap-tiap kelompok dapat memberikan memberikan nama kelompoknta (misalnya : A, B, C, D dst)

JASA PENYUSUNAN PTK IPA SD KURIKULUM 2013

Setelah guru memberikan materi, anggota kelompok segera bertemu untuk mempelajari materi yang dapat berupa lembar kerja dan didiskusikan secara bersam mengenai masalah bersama, membandingkan jawaban atau mengoreksi kesalahan persepsi.
L. Tes
Setelah satu atau dua tetap muka/presentasi, para siswa mendaatkan tes secara individu dan para siswa (anggota kelompok) tidak dibenarkan memberi pertolongan. Larangan ini untuk menyakinkan bahwa setiap anggota kelompok atau setiap siswa bertanggungjawan secraa individu dari penguasaan materi yang diberikan guru.
M. Nilai 
Skore perbaikan individu iniadalah untuk memberi tiap siswa tujuan prestasi yang bisa  dicapai siswa. Yaitu dengan membandingkan skor perorangan/individu dengan skor dasar. Sehingga siswa dapat melihat skor peningkatan mereka. Skore tim (kelompok) diperoleh dengan menambahkan skore peningkatan semua anggota dalam suatu kelompok. 
N. Penghargaan Tim (kelompok)
kelompok belajar akan mendapatkan penghargaan, misalnya sertifikat pujian diharapkan kelompok lain tentang kehebatannya, jika nilai rata-rata mereka melebihi kriteria  tertentu. 

O. Persiapan menggunakan Model STAD 
Siapkan materi untuk prsentasi kelas, materi-materi tersebut dapat berupa LKS, lembar jawaban dari LKS, alat evaluasi dst. 
2. Tentukan Kelompok
Tiap kelompok terdiri dari 4 atau lima yang mewakili satu contoh yang presentatif di kelas, yang meliputi : 
a. Ras atau suku
b. Agama
c. Jenis kelamin
d. Prestasi akademik meliputi prestasi tinggi, sedang dan rendah
Kelompok belajar ditetapkan oleh guru dan jangan dibiarkan siswa memilihnya.. menetapkan siswa untuk kelompok. 

Terima kasih telah berkunjung di yang membahas Contoh PTK Ipa kelas V SD Metode Diskusi. Semoga PTK IPA ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.

0 komentar:

Posting Komentar